Belajar dengan Cepat: Menaklukkan Keterampilan dalam 20 Jam


Menjadi seorang orang tua membawa perubahan besar dalam hidup seseorang. Ketika kehadiran seorang anak melingkupi dunia, prioritas berubah dengan cepat. Namun, di tengah kesibukan merawat anak, seringkali waktu untuk pertumbuhan pribadi dan belajar terasa semakin terbatas. Josh Kaufman, seorang penulis dan pengusaha, merasakan hal yang serupa ketika ia dan istrinya, Kelsey, menyambut putri kecil mereka, Lela.



Kaufman yang gemar belajar dan penasaran dengan hal baru, mulai merasa cemas akan kehilangan waktu luang untuk mengeksplorasi hal-hal baru. Namun, pandangan umum yang menyatakan bahwa diperlukan 10.000 jam untuk menjadi ahli dalam suatu keterampilan menjadi hambatan. Namun, penelitian menunjukkan bahwa kurva pembelajaran sebenarnya lebih cepat daripada yang diharapkan.

Ia menemukan bahwa dengan latihan terarah dan fokus selama 20 jam saja, seseorang bisa menguasai suatu keterampilan dengan cukup mengagumkan. Ini merupakan konsep yang berbeda dengan aturan 10.000 jam yang populer. Kaufman menyoroti bahwa keberhasilan belajar tidak semata-mata tentang jumlah jam yang dihabiskan, melainkan kualitas latihan yang dilakukan.

Mengutip penelitian dalam ilmu psikologi kognitif, Kaufman menjelaskan bahwa tahap awal pembelajaran sebuah keterampilan menunjukkan peningkatan yang pesat. Ini berarti, meskipun pada awalnya seseorang belum terampil, dengan latihan yang fokus, peningkatan kemampuan akan terasa signifikan.

Bagi Kaufman, ada empat langkah kunci dalam menguasai suatu keterampilan dalam waktu yang relatif singkat. Pertama, dekonstruksi keterampilan tersebut untuk memahami bagian-bagian kecil yang penting. Kedua, pelajari cukup untuk dapat mengoreksi diri sendiri saat berlatih. Ketiga, hilangkan gangguan yang menghalangi latihan. Dan keempat, latihanlah selama minimal 20 jam.

Kaufman menerapkan konsep ini dengan belajar memainkan ukulele. Ia menemukan bahwa dengan memahami inti dasar dari keterampilan itu sendiri, ia bisa mempercepat pembelajarannya. Dalam 20 jam, ia berhasil memainkan beberapa lagu pop dengan cukup lancar, meskipun pada awalnya ia sama sekali tidak terampil dalam memainkan alat musik tersebut.

Jadi, pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa pembelajaran yang efektif bukanlah soal berapa banyak waktu yang dihabiskan, melainkan bagaimana cara kita mengelola waktu itu dengan cerdas. Dengan fokus, komitmen, dan penghapusan hambatan, siapapun dapat mempercepat proses pembelajaran mereka dalam waktu yang jauh lebih singkat dari yang diharapkan.

Posting Komentar