Sibuk ni mas, nyari apa sih?


Sibuk ni mas, nyari apa sih? 
Apakah di sela kesibukan anda pernah bertanya kenapa saya sibuk? Atau lebih tepatnya utuk apa saya sibuk? Karena tadi pas pulang kerja saya bertanya demikian pada diri saya. Untuk apa saya sibuk? Dan jawaban saya adalah untuk mencari uang. Dan pertanyaanya apa uangnya sudah banyak? Dan jawaban saya tidak! Setelah sekitar satu tahun saya bekerja saya tidak merasakan saya banyak uang hanya begini-begini saja. Lantas mengapa saya masih sibuk jika yang kita  tuju tak kunjung tercapai? Apalagi dengan mengorbankan peran yang lain. Ya seperti  kita tahu semua orang punya peran baik jadi orang tua, di masnyarakat, mungkin merangkap jadi RT.

Jadi garis besarnya kenapa saya masih sibuk sedang apa alasan saya sibuk tidak tercapai?

Dalam hati saya berkata dunia, ya cari dunia terus dan melupakan akherat, seperti tulisan saya apa yang sebenarnya harus kita khawatirkan, saya mungkin terlalu banyak menghabiskan waktu untuk dunia ini ketimbang akherat padahal faktanya adalah :

  1. Kita akan mati dan itu artinya kita pasti akan bertemu hari perhitungan, hari pembalasan, dan kita tidak bisa menghidari itu selama anda manusia tentunya jika anda tidak mau melewati itu maka jadi hewan saja
  2. Bahwa di sana adalah yang kekal, yang manrik karena kita hidup di dunia hanya 65-sampai 100 tahun itu pun jarang, dan kita tidak pastikan itu karena bisa saja terjadi sesuatu dan kita mati lebih awal. Dan waktu bertahun tahun itu akan sangat pendek jika di bandingkan dengan waktu di Akherat yang kekal. Jadi waktu yang sempit ini (dunia) menentukan kemana kita di akherat. Selamat atau malah celaka,

Dari dua fakta itu saja kita akan merenung kenapa kita begitu mati-matian menghabiskan mengejar yang sementara dan melupakan, mengenyampingkan sesuatu yang selamanya, waktu untuk mengejar dunia lebih banyak dari pada waktu untuk hari Akhirat, apakah anda sadar itu? Saya merenungi hal ini karena saya benar-benar sibuk untuk dunia ini ketimbang untuk akherat bekal kita nanti. Dan itu lucu bukan ibarat kita habiskan waktu untuk membuat sebuah karya domino, setelah selesai itu akan hancur semua.
Kenapa bisa tejadi demikian?

Jawaban sederhana karena dunia itu bisa di lihat dan akherat itu tidak jadi orang lebih mudah mengejar yang terlihat ketimbang yang tidak. Tapi yang tidak terlihat itu bukan tidak ada. Udara tidak dapat dilihat bau tidak dapat dilihat tapi ada kenapa karena kita merasakanya, Kita menciumnya, akherat juga ada bagimana kita tahu? Memang panca indra kita tidak akan mampu menjangkaunya namun hati kita yang bisa, semua orang punya hati tapi tidak semua orang merasakanya karena ini hati yang special yang di beri hidayah oleh yang menciptakan Allah SWT. Jika tidak maka kita sibuk saja dan merasa nyaman dengan dunia berikut isinya ketimbang menyiapkan bekal untuk kekekalanya di Akherat nanti, namun hati yang Allah beri hidayah justru mereka lebih nyaman menghabiskan hidupnya untuk menyiapakan bekal di Akherat, begitu nyaman ketika mencari ridha Allah ketimbang memikirkan dunia dan seluruh isinya.

Guru saya di tanya bagaimana membuat rekening bank yang tanpa bungga ? jawabnya ya, nanti minta di nolkan saja semua uang yang gak jelas, atau kita hitung sendiri. Coba lihat perbincangan singkat tadi. Berapa banyak orang yang perduli dengan bahaya bungga bank walau sedikit seratus, atau seribu rupiah? Kalau yang mencari bungga tinggi lebih banyak, apalagi menjadikanya pekerjaan. Betapa berhati hatinya walaupun hanya satu rupian kenapa? Karena itu yang akan memberatkan kita di Akherat kelak. Artinya apa orang itu masih memproritaskan keselamatan Akherat, bagaiman dengan kita ? wah itu Cuma sedikit, dan kadang gak perduli. 

Itulah contoh kecil tentang seberapa perdulikah kita terhadap hari pembalasan yaitu akherat ini menjadi renungan kita bersama.  

Posting Komentar